Ini jaman demokrasi… bukan lagi jaman kuda gigit besi. Eh ternyata masih ada orang yang masih menjalankan organisasi dengan gaya orde baru. Nurdin Khalid namanya. Telinganya tuli. Matanya buta. Bener-bener buta…
Anda tidak percaya…?
Dia masih pede dengan kualitas ISL yang katanya professional itu. Padahal seringkali yang muncul di berita adalah berantem dan tawuran supporter, eh bukan hanya supporternya, bahkan pemain dan wasitnya juga. Belum lagi tentang isu suap wasit dan korupsi di PSSI.
Ketika Timnas “kebetulan” mampu membuat masyarakat terjebak euphoria. Eh, Nurdin main klaim itu prestasinya. Kemudian dia bawa timnas jalan-jalan menjelang final. Eh, Timnas malah diganyang Malaysia setelah “tersentuh” Nurdin.
Ketika paska final di Senayan, penonton satu stadion meneriakinya untuk turun. Dia bukannya mendengar aspirasi masyarakat sepakbola Indonesia, malah menunjukkan kembali arogansinya. Dia bilang teriakan “Nurdin turun” itu tak lebih dari sekedar politisasi pesaingnya menjelang pemilhan ketua PSSI tahun 2011.
Nurdin enggan turun…
Dia merasa memiliki PT PSSI…
“PSSI punya Gue, mau apa, Lo?” kira-kira begitulah bahasa kasarnya.
Sekarang Nurdin berulah lagi, dia tidak mengakui LPI (Liga Primer Indonesia), semua yang terlibat dalam LPI tidak diakui PSSI (BUMN punya nurdin… heheeheh). Nah, yang jadi persoalan adalah Irfan Bachdim yang sudah bikin Timnas berwarna dan greget di Piala AFF kemarin dan Kim Kurniawan (the next Firman Utina), bergabung dengan pembelot Persema yang bergabung dengan LPI. Jadi dengan arogannya Nurdin akan mencoret Irfan dan Kim dari Timnas. Padahal kedua pemain ini sangat dibutuhkan Riedl untuk Sea Games 2011 di Palembang.
Lagipula LPI itu ada karena banyak yang kecewa dengan ISL...
Inilah contoh orang Indonesia yang sudah putus urat malunya. Padahal yang berjuang menaturalisasi Gonzales, Irfan dan Kim adalah Menpora. Jadi prestasi Timnas kemarin sedikit banyak Menpora punya pengaruh. Lalu yang menunjuk Riedl juga bukan Nurdin, bahkan Nurdin sebenarnya mau memecat Riedl yang tidak mau tunduk terhadapnya. (Jadi wajar saja kita tidak pernah melihat Riedl tersenyum, dia bête lihat Nurdin… heheheeh).
Satu-satunya prestasi Nurdin adalah dalam menjual tiket. Dia mampu menjual tiket VVIP dengan harga 1 juta Rupiah. Itu bisa masuk rekor MURI. Walaupun Nurdin belum becus jualan tiket, karena selalu rusuh pas jualan tiket. Dan lagi-lagi dia arogan dengan menyalahkan penonton.
PSSI susah digoyang. Antek-antek Nurdin bersarang di sana. Lagipula kita tidak butuh orang yang cuma bisa menyalahkan orang lain.
Jadi sebelum Nurdin mencoret Irfan dan Kim dari Timnas mari kita coret Nurdin dari PSSI…
Caranya, ya dukung LPI dong. Kita bujuk tim-tim lain seperti Persija, Persib, Sriwijaya, Persipura. Biar PSSI jadi macan ompong. Biar sumber sial Sepakbola Indonesia yang bernama NURDIN KHALID segera sirna dari dunia ini… Amin…
Kita seharusnya malu punya ketua PSSI bernama NURDIN KHALID…
Salam…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar