Sabtu, 08 Januari 2011

Ini Adalah Lagu Semangat Ku, Mana Lagu Semangat Mu?


“Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah.
Tetap jalani hidup ini.
Melakukan yang terbaik.
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasa-Nya.
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal putus asa…”
-       Jangan Menyerah (D’Massive) –


Bagaimana perasaan anda setelah mendengar lagu ini. Apakah tiba-tiba anda jadi bersemangat? Atau malahan biasa saja? Efek setiap lagu ke masing-masing orang memang bisa saja berbeda-beda. Tapi ada satu hal yang pasti, lagu dengan genre lirik “gembira” cenderung membuat para pendengarnya gembira dan bersemangat. Begitupun juga sebaliknnya, apabila kita mendengar lagu mellow, sedikit banyak lagu itu akan mempengaruhi suasana hati kita untuk mellow (sedih).

Efeknya ke setiap orang memang berbeda. Tapi banyak dari efek–efek lagu itu berubah menjadi nyata. Banyak orang yang hobi mendengar lagu sedih, ternyata hidupnya juga menyedihkan. Sedangkan orang yang hobinya mendengar lagu riang, hidupnya menyenangkan. Memang butuh penelitian untuk membuktikannya, saya hanya melihat pada contoh kasus beberapa teman saya.

Tapi yang pasti, lagu riang cenderung membuat kita semangat, kan?

Semangat itu perlu, setidaknya sebagai awal yang bagus dalam memulai hari. Semangat itu dekat dengan optimisme. Dan hanya orang yang optimis yang berhak untuk sukses dan bahagia. Lihat saja orang-orang sukses di sekitar kita. Lihatlah apakah ada di antara orang-orang sukses itu bersikap pesimis terhadap hidupnya? Saya bisa jamin 100%, tidak ada.

Lalu apa hubungannya semangat dengan syukur?

Semangat adalah parameter termudah untuk melihat apakah kita sedang bersyukur saat ini atau tidak. Jika anda merasa lesu dan malas hari ini, maka itu berarti anda sedang tidak bersyukur saat ini. Segera putar mp3 anda, cari lagu penyemangat anda yang dapat mengubah mood anda hari ini menjadi mood yang positif.

Agar semangat anda konstan, tak ada salahnya anda melihat kembali playlist mp3 anda. Apakah lagu-lagu penyemangat banyak di dalamnya? Atau justru lagu-lagu mellow yang menguasai playlist anda. Jika anda ingin menjadi orang yang mudah tersulut semangatnya, hapus lagu-lagu cengeng itu dari playlist anda. Mulailah bersemangat sekarang juga….

Jika aktivitas seharian mulai mengikis semangat anda. Istirahatlah sejenak, putar kembali lagu penyemangat anda.
Setelah semangat anda kembali, ucapkan hamdalah…
Alhamdulillah…

Lagu penyemangat saya dan anda sangat mungkin berbeda, tapi saya paling suka mendengarkan lagu Bruno Mars yang  judulnya MARRY YOU…
Ini lagu semangatku, mana lagu semangatmu…?!

Syukur Secret no 2:
“Untuk mengetahui apakah sedang bersyukur atau tidak,
Tanya sendiri pada diri anda, “sedang bersemangatkah saya?”
Semangat adalah cara paling mudah untuk mengetahuinya…
Jika jawabannya, “ya, saya sedang bersemangat…”
Lafazkanlah ALHAMDULILLAH….”



Rabu, 05 Januari 2011

[ss no 1] Bagaimana Cara Bersyukur?

SERIAL: THE SYUKUR SECRET PART 1



Bismillah…

Sebelum membaca tulisan ini, yuk kita baca Alhamdulillah dulu…

Alhamdulillah…

Tadi malam saya berpikir, bagaimana ya caranya untuk menjadi orang yang pandai bersyukur. Kemudian tiba-tiba… ting! (ini efek dramatisasi loh, biar seperti sinteron heheheh) sebuah ide meluncur di kepala saya, agar menjadi orang yang pandai bersyukur, maka saya harus menulis tentang syukur, sebanyak-banyaknya. Dan saya memutuskan untuk menulis tentang syukur pagi ini juga.

Kenapa pagi, ba’da shubuh?

Karena ketika saya bangun tidur, pikiran saya masih relatif bersih. Masih mudah untuk disemangati. Dan bersyukur itu harus dimulai ketika kita mulai membuka mata. Menulis banyak hal tentang syukur, juga membuat saya akan selalu ingat untuk bersyukur. Ya, jadi tulisan ini menjadi reminder syukur saya,
“Noval, ayo bersyukur!” kira-kira itulah dialog yang terbangun antara saya dengan tulisan-tulisan saya ini.

Lalu kenapa harus tentang syukur, sih?

Karena banyak dari kita yang tidak pandai bersyukur. Termasuk saya. Saya merasa tidak pandai mensyukuri apa yang dianugerahi Tuhan kepada saya. Seringkali kita berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Kalau kita berfokus pada apa yang tidak kita miliki, maka kita tidak akan pernah puas, dan pada akhirnya kita cenderung untuk tidak mensyukuri apa yang telah kita punya.

Mungkin ada pernah mendengar kalimat-kalimat seperti ini,
“Kita baru merasa memiliki setelah kita kehilangan.”

Nah, kawan, sering kan mendengar kalimat ini. Kalimat ini bahkan terdengar sebagai kalimat bijak. Tapi menurut saya, ini kalimat bodoh. Ini adalah kalimat orang-orang yang tidak pandai bersyukur. Seharusnya, KITA MERASA MEMILIKI SEJAK SAAT KITA MULAI MENDAPATKANNYA. Atau bahkan sahabat-sahabat saya yang optimistis akan berkata, SAYA MULAI MERASA MEMILIKI SEJAK SAYA MEMIKIRKANNYA, JAUH SEBELUM SAYA BENAR-BENAR MEMILIKINYA.

Jadi, kawan, alangkah meruginya manusia yang merasa tidak memiliki sesuatu sebelum kehilangannya. Jika kita adalah orang seperti ini, maka kita tidak pernah memiliki apapun di dunia ini. Lagipula apa enaknya hidup seperti itu, memiliki tanpa pernah merasa memilikinya. Jauh lebih baik, merasa memiliki tanpa benar-benar memilikinya. Tapi jelas yang paling mudah adalah, kita benar-benar merasa memiliki saat kita memilikinya.

Jadi pagi ini, sebelum kita mulai beraktivitas, mulailah kita menghitung, mengingat dan mencatat, apa-apa saja yang kita sudah miliki. Ingat! Fokus pada apa yang sudah miliki. Maka anda akan merasakan perasaan lega dan damai. Itulah perasaan Syukur.

Lagipula, jika kita tidak mampu mensyukuri apa yang telah Tuhan anugerahkan untuk kita, pantaskah kita untuk berharap Tuhan akan memberi apa yang kita inginkan namun belum kita miliki. Jadi jika anda mempunyai impian sejak lama dan belum kesampaian hingga sekarang, coba lah untuk bertanya kepada diri sendiri, jangan-jangan itu karena anda belum mensyukuri apa yang telah anda miliki sekarang.

Jika kita tidak dapat menggapai impian yang besar, bisa jadi karena Tuhan merasa kita tidak pantas mendapatkannya. Karena hal-hal kecil yang telah Tuhan anugerahkan pun tak pandai kita syukuri.

Jadi bagaimana cara bersyukur itu?

Kalau anda berharap saya akan memberikan sejumlah tips kepada anda, maaf anda salah. Karena bersyukur itu mudah. Bersyukur itu semudah anda membalikkan telapak tangan. Bersyukur itu semudah anda menghela napas. Detik ini anda memutuskan untuk bersyukur, maka detik ini pula anda telah ‘pandai bersyukur’.

Kalau anda membaca tulisan ini dari awal, sesungguhnya anda telah bersyukur bersama saya sejak anda membaca tulisan ini tanpa anda sadari. Anda telah menjadi orang yang bersyukur saat anda mengucapkan “Alhamdulillah” saat anda memulai membaca tulisan ini.

Katakan, “ALHAMDULILLAH”…
Katakan itu setiap pagi…
Katakan itu setiap kita memulai hari…

[Bersambung] 

The Syukur Secret no 1:
“Bersyukur itu mudah.
Semudah membalikkan telapak tangan.
Semudah menghela napas.
Ucapkan ALHAMDULILLAH…
Kapanpun… dimana pun…”

Ps:
Bagi kawan yang mau bersyukur bareng saya, baca saja serial “the Syukur Secret” selanjutnya….
Insya Allah saya akan menulis serial ini setiap pagi.
Tulisan ini anda bisa baca melalui notes saya di facebook (username: novaldi armand vandez ahmad); blog pribadi saya (http://vanarmand.blogspot.com) atau melalu kompasiana (http://kompasiana.com/novaldi.armand)
Alhamdulillah… ^_^
Sebarkan semangat bersyukur kepada orang-orang tersayang di samping anda…!

Senin, 03 Januari 2011

Sebelum Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di coret dari Timnas, Kita Coret Nurdin Yuk, dari PSSI!

Ini jaman demokrasi… bukan lagi jaman kuda gigit besi. Eh ternyata masih ada orang yang masih menjalankan organisasi dengan gaya orde baru. Nurdin Khalid namanya. Telinganya tuli. Matanya buta. Bener-bener buta…


Anda tidak percaya…?

Dia masih pede dengan kualitas ISL yang katanya professional itu. Padahal seringkali yang muncul di berita adalah berantem dan tawuran supporter, eh bukan hanya supporternya, bahkan pemain dan wasitnya juga. Belum lagi tentang isu suap wasit dan korupsi di PSSI.
Ketika Timnas “kebetulan” mampu membuat masyarakat terjebak euphoria. Eh, Nurdin main klaim itu prestasinya. Kemudian dia bawa timnas jalan-jalan menjelang final. Eh, Timnas malah diganyang Malaysia setelah “tersentuh” Nurdin.
Ketika paska final di Senayan, penonton satu stadion meneriakinya untuk turun. Dia bukannya mendengar aspirasi masyarakat sepakbola Indonesia, malah menunjukkan kembali arogansinya. Dia bilang teriakan “Nurdin turun” itu tak lebih dari sekedar politisasi pesaingnya menjelang pemilhan ketua PSSI tahun 2011.

Nurdin enggan turun…
Dia merasa memiliki PT PSSI…
“PSSI punya Gue, mau apa, Lo?” kira-kira begitulah bahasa kasarnya.

Sekarang Nurdin berulah lagi, dia tidak mengakui LPI (Liga Primer Indonesia), semua yang terlibat dalam LPI tidak diakui PSSI (BUMN punya nurdin… heheeheh). Nah, yang jadi persoalan adalah Irfan Bachdim yang sudah bikin Timnas berwarna dan greget di Piala AFF kemarin dan Kim Kurniawan (the next Firman Utina), bergabung dengan pembelot Persema yang bergabung dengan LPI. Jadi dengan arogannya Nurdin akan mencoret Irfan dan Kim dari Timnas. Padahal kedua pemain ini sangat dibutuhkan Riedl untuk Sea Games 2011 di Palembang.

Lagipula LPI itu ada karena banyak yang kecewa dengan ISL...

Inilah contoh orang Indonesia yang sudah putus urat malunya. Padahal yang berjuang menaturalisasi Gonzales, Irfan dan Kim adalah Menpora. Jadi prestasi Timnas kemarin sedikit banyak Menpora punya pengaruh. Lalu yang menunjuk Riedl juga bukan Nurdin, bahkan Nurdin sebenarnya mau memecat Riedl yang tidak mau tunduk terhadapnya. (Jadi wajar saja kita tidak pernah melihat Riedl tersenyum, dia bĂȘte lihat Nurdin… heheheeh).

Satu-satunya prestasi Nurdin adalah dalam menjual tiket. Dia mampu menjual tiket VVIP dengan harga 1 juta Rupiah. Itu bisa masuk rekor MURI. Walaupun Nurdin belum becus jualan tiket, karena selalu rusuh pas jualan tiket. Dan lagi-lagi dia arogan dengan menyalahkan penonton.


PSSI susah digoyang. Antek-antek Nurdin bersarang di sana. Lagipula kita tidak butuh orang yang cuma bisa menyalahkan orang lain.

Jadi sebelum Nurdin mencoret Irfan dan Kim dari Timnas mari kita coret Nurdin dari PSSI…

Caranya, ya dukung LPI dong. Kita bujuk tim-tim lain seperti Persija, Persib, Sriwijaya, Persipura. Biar PSSI jadi macan ompong. Biar sumber sial Sepakbola Indonesia yang bernama NURDIN KHALID segera sirna dari dunia ini… Amin…

Kita seharusnya malu punya ketua PSSI bernama NURDIN KHALID…

Salam…!!!

Minggu, 02 Januari 2011

Momentum itu bukan ditunggu, melainkan diciptakan…

New year, alias tahun baru…
Baru beberapa hari kita melalui tahun yang baru ini. Rame-rame kita bikin rencana baru. Rame-rame kita bikin resolusi, walau mungkin sebagian dari kita tidak tahu, resolusi itu apa artinya. Atau kalaupun tahu, sebagiannya lagi tidak pernah paham essensi dari resolusi.

Hari terakhir di tahun 2010, rame-rame ngerencanain bagaimana mereka menghabiskan malam tahun baru. pesta pora, hanya itu yang ada dalam pikiran mereka. Sebagiannya lagi mengevaluasi diri, walaupun sebagian dari mereka lupa resolusi mereka untuk tahun 2010 yang siap berlalu. Evaluasinya jadi terkesan dangkal. Hanya melihat apa yang telah mereka capai, tanpa melihat lagi apa yang sebenarnya telah mereka rencanakan untuk tahun ini.

Target…!!!
Ya, manusia selalu mempunyai target dalam hidupnya…

Tujuan hidup…!!!
Saya lebih suka menyebutnya dengan bahasa demikian. Karena terasa lebih nyaman dan lembut ditelinga.
Sebagian besar manusia diakhir tahun rame-rame membuat target untuk tahun 2011. Ada yang benar-benar berniat. Ada yang sekedar ikut-ikutan. Bahkan ada yang tak peduli sama sekali.

Lalu apa sih pentingnya evaluasi diri?
Bagi saya itu penting. Wajib malah. Kalau dalam Islam sering disebut hisab. Dan Allah sering memerintahkan kita untuk menghisab diri sendiri sebelum Allah sendiri yang akan menghisab makhluknya di Yaumul Hisab (hari Penghisaban / hari perhitungan) kelak.
Jadi tahun baru itu adalah momentum yang tepat untuk menghisab diri kita masing-masing.
Apakah kita sudah menjadi baik?
Apakah kita sudah menjadi sebaik yang kita inginkan?
Apakah kita sudah sebaik yang diinginkan orang yang kita cintai?
Dan yang terpenting adalah:
Apakah itu kita sudah cukup baik di mata Allah?

Ada banyak sudut pandang dalam menghitung diri sendiri. Karena perhitungan itu ya tergantung dari parameter yang digunakan. Yang paling mudah tentu saja membandingkannya dengan tujuan hidup yang kita sudah buat? Jadi setiap akhir tahun datang, coba cek kembali resolusi akhir tahun anda sebelumnya, apakah "tujuan" yang sudah kita buat 365 hari yang lalu sudah berhasil kita capai?

Lalu buat janji kepada diri sendiri…
Tulis janji anda tahun ini besar-besar di kamar anda.
Agar anda bisa melihatnya dan tidak lupa…
Agar tulisan di sana bisa menjadi motivasi anda sepanjang tahun ini…

Agar evaluasi itu otomatis terjadi…
Jangan tunggu akhir tahun berikutnya untuk mengevaluasi diri…
Jangan tunggu momentum "menghitung diri" dari Tuhan…
Momentum itu bukan ditunggu, melainkan diciptakan…

Tuhan meminta kita menghisab diri kita sendiri setiap hari…
Anda tidak percaya?
Anda pasti sering mendengar rangkaian kalimat ini:
"Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, ia adalah orang yang beruntung
Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, ia adalah orang yang merugi.
Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, ia adalah orang yang celaka."

Lihat!
Jelas sekali bukan, evaluasi itu dalam hitungan hari, bukan bulan apalagi tahun.
Jadi jangan tunggu momentum tahun baru untuk menjadi orang baru…
Jangan menunggu momentum tahun baru untuk menjadi orang yang lebih baik…

Karena kita sejatinya harus memperbaiki diri setiap hari…


Jadi setiap malam menjelang anda memejamkan mata, tanyalah pada diri sendiri, apakah hari ini anda telah menggunakan waktu yang diberikan Tuhan dengan sebaik-baiknya. Kemudian tulis rencana anda besok dalam buku agenda anda, sebagai parameter sebaik apa anda besok. Kemudian lupakan, dan tidurlah yang nyenyak. Besok pagi, sebelum mulai beraktivitas, syukurilah hari yang telah dianugerahkan Tuhan kepada anda, dan bersiaplah menyongsong janji anda yang telah dituliskan ke agenda anda tadi malam.

Bersyukurlah anda masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menjalani hari-hari di tahun 2011.
Pergunakan waktu yang anda punya sebaik mungkin…
Karena waktu yang sudah terlewatkan sia-sia tidak akan pernah bisa anda perbaiki lagi...
Karena waktu yang sudah terlewatkan tidak akan kembali kepada anda…

Salam…!