Selasa, 22 Februari 2011

Pesan Untuk Almarhum Nurani Nurdin Halid (KETUA PSSI)


Revolusi ternyata ga hanya hangat di Timur Tengah. Revolusi juga menjalar sampai ke Indonesia. Bukan, saya bukan sedang membicarakan SBY yang lagi panik dengan usulan hak angket pajak, atau lagi bingung karena dibilang bohong terus oleh media. Ini bukan tentang SBY, tapi tentang Nurdin. Iya, Nurdin lagi nurdin lagi. Si Ketua PSSI yang arogan itu.

Tadi barusan nonton di TV, kantor PSSI di senayan sudah dikuasai para supporter Jawa Timur dan Jak Mania ibukota. Mereka berdemo demi menurunkan Nurdin yang dengan 'tidak tahu malunya' mencalonkan diri lagi menjadi ketua PSSI untuk ketiga kalinya berturut-turut.

Semua supporter berteriak membentuk koor, "Nurdin turun! Nurdin turun!"

Demo tidak hanya terjadi di ibukota saja, kebencian itu menyebar layaknya virus, di Jogja, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jogja, ada penerbit yang memanfaatkan semangat kebencian menjadi ladang uang dengan menjual buku DOSA-DOSA NURDIN. Juga ketua pengurus daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah yang mengancam akan membentuk PSSI tandingan kalau Nurdin mencetak hattrick sebagai ketua PSSI. Belum lagi kecaman di media elektronik, media cetak dan media sosial.

Nurdin hebat!.
Hebat karena dia itu buta mata, hati dan telinga. Ketika gelombang kebencian sebegitu besar tertuju kepadanya. Dia tetap cuek. Pesaingnya dia coret dari percaturan calon ketua PSSI dengan cara (curang) yang elegan, dengan mendiskualifikasikannya pada proses verifikasi.

Ckckckc…. Nurdin…nurdin….!
Nurdin bikin ibu-ibu mengurut dada. Tidak tahu mesti resah atau malahan bangga.

Bangga?
Tidak, saya tidak salah tulis kok. Kita patut bangga dengan Nurdin. Mubarak saja turun setelah demo besar-besaran hanya dalam tempo kurang lebih satu bulan. Sementara Nurdin? Mungkin hanya kematian yang bisa membuatnya turun.

Tapi Nurdin memang sudah mati, kok?
Tidak, sumpah, saya tidak salah tulis lagi. Nurdin memang sudah mati. Mati penglihatannya, mati pendengarannya, mati hatinya. Dia tidak melihat, mendengar dan merasa gelombang kebencian yang begitu besar kepadanya.

Pernah ada pepatah (kalau tidak salah karya Lao Tse, filsuf kuno cina yang terkenal itu) yang bunyinya begini: mintalah kepada Tuhan kekuatan agar mampu menyelesaikan masalah yang ada di hadapan kita; mintalah keikhlasan untuk segala sesuatu yang tidak akan mampu kita selesaikan; dan mintalah kebijaksanaan untuk membedakan keduanya.
Orang mati kok malah di nasehatin?
Ga ada gunanya lagi, toh!
Mari berdoa Innalillahi wa innailaihi rajiun untuk almarhum hati nurani Nurdin Halid…. Amin...

Senin, 21 Februari 2011

Stupid Bieber: Never Say Never @ Grammy

wah judulnya intimidatif banget (baru ngeh ketika baru mulai nulis). Kalo baca judul ini, penggemar Justin Bieber pasti langsung melotot matanya, langsung ngedumel, “sial idol ague dikatain bego!”. Tapi sebelumnya yakinin dulu, apakah Bieber yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Justin Bieber penyanyi pop fenomenal asal negeri Obama itu? Ya ga salah lagi, kalo Justin Bibir, gue males ngebahasnya. Hehehe.

Kenapa Justin Bieber?
Ceritanya begini kawan, waktu itu gue lagi sakit (kebetulan diopname di RS gara-gara Salmonella Thyposa jelek itu menginfeksi gue *hiks….). gara-gara pagi-siang-sore tidur mulu (habisnya di RS sendirian Cuma ditemenin botol infus *kok jadi curhat….?!) malamnya gue ga bisa tidur. Si suster (yang kebetulan ga cantik…. *hahahah mikir apa sih gue?!), berapa kali bolak-balik nanya, “kok belum tidur, pak?”
EMANG GUE BAPAK LU!

Oke stop emosinya……!!!!
Sabar…sabar….!

Jadinya semalaman gue gonta-ganti channel TV deh. Cieee…. Gaya RS ada Tipinya….. dan pas kebetulan ketemu stasiun TV (sumpah gue lupa nama stasiun TV-nya) yang nayangin Grammy Award. Nah, ga lama setelah gue nonton (gue nontonnya telat!), Justin Bieber sama Usher performed. Lihat mereka dancing sambil singing (soalnya banyakan dancingnya daripada nyanyinya), sumpah mereka berdua keren benget, apalagi pas Bieber seolah-olah masuk ke lingkaran tangan yang dibuat Usher. That’s cool.

Apalagi ketika disambung dengan lagu never say never yang duet sama Jaden Smith (sumpah, baru di Grammy kemaren gue denger itu lagu, dan baru gue tahu kalo dia duet sama Jaden Smith anak aktor keren Will Smith). Wah lagu sama dancingnya keren banget.

Kalo keren kenapa Stupid?
Gue ga pernah bilang Bieber Stupid. Oke, judulnya emang gitu. Tapi maksud tulisan gue ga kesitu. Biar menarik (marketing bro!) aja gue tulis judul begitu. Tapi ini bukan penipuan loh. Cos, memang kata never say never itu menggelitik nurani gue (taelah nurani… bahasa gue….?!).

What’s wrong with “never say never”?
Ya iyalah itu kalimat ajaib bin aneh. He says ‘never say never’, but he says twice. Kata never-nya disebut dua kali. Menurut analisa (bego) gue, lagu itu dibuat waktu Bieber lagi bego, atau Bieber bohong. He says twice (bahkan udah ribuan kali, selama dia berulang-ulang menyanyikan lagu itu). Itu termasuk kebohongan publik ga ya???

Dan akhirnya gue ketiduran sambil mikirin, katanya “never say never”, tapi never-nya disebutin dua kali????